Sharing Session Bersama Penyintas Multiple Myeloma image source: dok.pri |
Dalam hidup saya, saya belum pernah melihat dan bersinggungan dengan penyakit yang paling ditakuti oleh banyak orang ini. Baru awal tahun ini seorang teman SMA yang tidak pernah terdengar kabar sakit tiba-tiba berpulang karena penyakit ini. Hal ini membuat saya semakin aware karena kanker ternyata begitu dekat dan begitu cepat.
Hari minggu lalu (24/03/2019) di lantai 3 Adi Husada Cancer Center saya mengikuti sharing session bersama komunitas Multiple Myeloma Indonesia yang membagikan pengalaman dan perjalanan mereka dalam melawan kanker multiple myeloma. Acara ini tidak hanya diikuti oleh para penyintas namun para pendamping penyintas juga turut membagikan pengalaman mereka.
Multiple Myeloma termasuk salah satu jenis kanker darah. Kanker ini menyerang sel plasma (salah satu jenis sel darah putih) pada sumsum tulang penderita. Sel plasma pada tubuh menghasilkan antibodi yang membantu tubuh menyerang infeksi. Pada multiple myeloma justru memproduksi protein secara berlebihan dan akhirnya malah merusak organ tubuh penderita itu sendiri, seperti tulang dan ginjal.
Penderita kanker ini termasuk sedikit namun tetap perlu waspada karena termasuk jenis kanker yang ganas. Studi dari Lancet Public Health dari American Cancer Society menyatakan bahwa Multiple Myeloma termasuk salah satu dari enam kanker yang muncul pada pasien dengan rentang usia 60-70 tahun. Namun beberapa tahun belakangan penyintas MM usia muda melonjak.
Sharing Session Together Stonger
Adi Husada Cancer Center (AHCC) Surabaya mengadakan sharing session bersama Komunitas Multiple Myeloma Indonesia (MMI) sebagai bentuk komitmen untuk mendampingi penyintas MM dan memberikan edukasi kepada masyarakat awam untuk bisa melakukan deteksi dini.
MMI sendiri adalah asosiasi pasien dan keluarga pendamping pasien Multiple Myeloma di Indonesia. Komunitas ini berdiri sejak 11 Maret 2016 dan memiliki tujuan untuk memberikan informasi akurat mengenai pengobatan dan perawatan MM. Dengan adanya komunitas ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana saling berbagi informasi dan pengalaman antar anggota. Seperti yang dilakukan bersama AHCC hari minggu lalu.
Narasumber dalam kegiatan sharing session ini adalah dr. Mde Putra Sedana, SP.PD-KHOM selaku dokter Oncology Hematology AHCC dan perawat yang bertugas di AHCC. Selain itu para penyintas Multiple Myeloma dan juga para pendamping penyintas turut mengisi acara.
Dari kegiatan ini para penyintas berbagi pengalaman bahwa MM bisa menyebabkan komplikasi-komplikasi lain bagi pasien. Komplikasi yang terjadi pada setiap pasien bisa sangat berbeda, oleh karena itu pengobatan MM bisa berbeda pada masing-masing pasien.
Para penyintas juga berbagi bagaimana awal mula penyakit mereka dideteksi sebagai Multiple Myeloma. Meskipun gejala awal setiap orang berbeda tapi persamaannya adalah para pasien pada awalnya tidak merasakan gejala apapun.
Sebagian besar MM berawal dari kondisi MGUS (monoclonal gammopathy of undetermined significance). MGUS adalah kondisi kelebihan protein dalam darah atau imunoglobulin. Diperkirakan 1 dari 100 MGUS berubah menjadi Multiple Myeloma.
Meskipun penyembuhan yang baku bagi MM belum ada, namun perkembangan pengobatan MM di Indonesia dinilai sudah setara dengan di luar negeri dengan masuknya Bortezomib. Berbagai perawatan pasien dengan MM juga memungkinkan para penyintas untuk bisa melanjutkan kehidupan sehari-hari seperti orang normal. Perawatan tersebut adalah kemoterapi, terapi bertarget, terapi radiasi (radioterapi), hingga transplantasi sel induk (meskipun di Indonesia belum banyak yang melakukan transplantasi sumsum tulang).
Multiple Myeloma memang tidak bisa sembuh total, pasien dengan MM seumur hidup akan hidup bersama MM. Namun bukan berarti mereka akan melakukan perawatan seumur hidup. Dalam kondisi paling baik dan dokter bisa menyatakan mereka libur untuk perawatan, mereka harus terus rutin untuk kontrol karena kita tidak pernah tahu kapan MM bisa memburuk. Jadi pasien dan para pendamping tidak boleh lengah.
Tidak hanya pasien, para pendamping pasien MM juga turut membagikan pengalaman mereka mendukung orang terkasih melawan Multiple Myeloma. Pendamping harus paham jika pasien MM setelah mendapatkan kemoterapi akan menjadi lebih sensitif secara emosi. Hal terpenting adalah baik pasien dan pendamping harus terus bersemangat melawan MM yang memang perawatannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Dari cerita pengalaman para penyintas kanker MM dan para pendampingnya, saya sebagai orang awam menjadi lebih sadar bahwa kanker bisa menjangkiti siapapun dalam keadaan siap ataupun tidak siap. Apalagi Multiple Myeloma yang memang penyebabnya belum diketahui dan juga tidak menunjukkan gejala awal. Kita sebagai orang awam jadi harus lebih waspada, jika menemui gejala kanker harus segera berkonsultasi dan mendapatkan perawatan yang cepat serta tepat.
Dalam kesempatan bersama AHCC sebelumnya saya juga mendapatkan pengertian bahwa kanker bukan akhir dari segalanya. Penyintas kanker tidak sendirian, banyak yang peduli dan tidak boleh merasa bahwa mereka sendirian. Selalu ada harapan untuk sembuh.
Adi Husada Cancer Center (AHCC)
Adi Husada Cancer Center (AHCC) merupakan bagian dari Rumah Sakit Adi Husada sebagai pusat penanganan kanker terintegrasi. AHCC hadir sejak tahun 2017 dan menjadi pusat kanker terpadu pertama di Surabaya bahkan di kawasan Indonesia Timur. Dilengkapi dengan layanan radioterapi , kemoterapi, pembedahan, dan dokter yang profesional serta layanan dengan sentuhan kehangatan bagi setiap pasien.
Adi Husada Cancer Center bertujuan untuk menjadi yang terdepan dalam perawatan kanker terpadu dan penyedia layanan yang terpercaya secara nasional maupun regional. Tujuan ini mereka wujudkan dalam nilai-nilai sebagai berikut:
· Integritas
· Berpusat pada pasien
· Peduli
· Konsistensi
· Berorientasi pada hasil
· Akurasi
Dan selama ini saya mengikuti berbagai macam keggiatan oleh AHCC telah menunjukkan komitmen mereka terhadap para penyintas kanker maupun masyarakat awam. Kegiatan yang mereka lakukan juga sangat konsisten. Seperti sharing session kali ini dan kegiatan self healing kanker dengan yoga.
Secara fisik, Adi Husada Cancer Center memiliki desain yang unik dan membuat pasien nyaman dalam melakukan rangkaian perawatan melawan kanker. Pada dinding setiap lantai bertuliskan kata-kata bijak yang dapat membangun semangat pasien dan para pendamping.
Kata-kata Motivasi di AHCC image source: dok.pri |
AHCC terdiri dari empat lantai, lantai pertama adalah bagian radioterapi, lantai kedua adalah klinik, lantai ke-tiga adalah bagian kemoterapi, dan terakhir lantai ke-empat dalah Can Care.
1. Radioterapi
Lantai 1 AHCC image source: dok.pri |
Lantai pertama Adi Husada Cancer Center diperuntukkan untuk perawatan radioterapi. Ruang radioterapinya sendiri berada di bagian basement atau masuk ke bawah lagi. Tujuannya adalah meminimalisir efek dari radioterapi yang tidak baik untuk orang yang tidak menderita kanker.Lantai ini dilengkapi dengan ruang tunggu, ruang ganti pasien, serta ruang untuk pemulihan.
Ruang Radioterapi AHCC image source: dok.pri |
Ruang Ganti image source: dok.pri |
2. Klinik
Lantai ke-dua merupakan klinik yang memiliki dua ruang perawatan dan 7 ruang konsultasi. Selain itu juga terdapat ruang untuk pengambilan darah dan farmasi.
Ruang Konsultasi dan Treatment image source: dok.pri |
3. Kemoterapi
Lantai 3 AHCC image source: dok.pri |
Lantai yang diperuntukkan bagi perawatan kemoterapi ini memiliki banyak ruangan untuk kemoterapi. Pasien juga dimanjakan dengan sofa yang sangat nyaman sehingga bisa mengurangi rasa gelisah dan sakit saat melakukan kemoterapi. Selain itu di lantai ini terdapat ruang mixing yang digunakan untuk meracik obat yang diperlukan bagi pasien kanker. Obat ini tidak hanya digunakan di sini tapi dia juga melayani kebutuhan rumah sakit lain jika memang dibutuhkan.
4. Can Care
Can Care AHCC image source: dok.pri |
Can Care merupakan salah satu pelayanan setelah perawatan kanker ( Post-Care Center). AHCC tidak hanya memberikan komitmen untuk merawat pasien kanker hingga sembuh tapi juga menunjukkan komitmen untuk peduli kepada para pasien hingga pasca perawatan. Kondisi pasien kanker setelah perawatan pasti berbeda, seperti kondisi rambut rontok setelah kemoterapi, pengangkatan payudara pada pasien kanker payudara, hingga pembengkakan pada tangan dan kaki.
Lantai 4 AHCC ini tampak seperti salon dari luar, karena Can Care memang menyediakan wig, shampo khusus, kaus kaki dan kaus tangan khusus untuk mengatasi pembengkakan, berbagai macam bra hingga breast prosthesis atau payudara buatan. Payudara buatan ini pada masing-masing orang berbeda ukurannya dan di Can Care ini melayani pengukuran breast prosthesis secara gratis.
Lantai 4 AHCC ini tampak seperti salon dari luar, karena Can Care memang menyediakan wig, shampo khusus, kaus kaki dan kaus tangan khusus untuk mengatasi pembengkakan, berbagai macam bra hingga breast prosthesis atau payudara buatan. Payudara buatan ini pada masing-masing orang berbeda ukurannya dan di Can Care ini melayani pengukuran breast prosthesis secara gratis.
Produk Dari Can Care AHCC image source: dok.pri |
1 Comments
Fasilitasnya keren yah kak, tp kita harus tetap menjaga kesehatan kita.
ReplyDelete