Kota
Surabaya, dalam benak banyak orang kota ini dibayangkan sebagai kota paling
modern setelah Jakarta. Orang-orang yang
berkunjung ke Surabaya kebanyakan untuk keperluan bisnis, namun hal ini
dimanfaatkan dengan tepat oleh Kota Surabaya untuk menarik turis dari geliat
bisnis. Terlihat dari berkembangnya industri perhotelan yang berkembang pesat
untuk mengakomodasi orang-orang yang datang ke Surabaya.
Hari
ini 10 November adalah hari pahlawan dan Surabaya paling dikenal sebagai Kota
Pahlawan. Perjuangan para pahlawan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di
Surabaya selalu dikenang hingga akhirnya diperingati sebagai hari pahlawan.
Karena perkembangan Surabaya sebagai Kota Bisnis dan juga kota yang banyak
menyimpan sejarah perjuangan inilah yang menjadikan Surabaya banyak dikunjungi
oleh turis. Sejarah Kota Surabaya tidak hanya mengenai perebutan dan
mempertahankan kemerdekaan saja, namun kegiatan bisnis Kota Surabaya juga
tercatat dalam sejarah setua usia Surabaya.
Saya
pun demikian sebagai warga asli Surabaya yang lahir dan besar di Kota ini. Satu
kali dari hobi blusukan saya
menyadari sesuatu bahwa Surabaya benar-benar Kota yang dibangun untuk keperluan
bisnis sejak awal didirikan. Waktu itu saya yang selalu tertarik dengan hal-hal
tentang perahu dan kapal menyadari bahwa di Surabaya kapal dan perahu tidak
hanya berlayar di laut tapi juga di sungai-sungai di Surabaya untuk mengangkut
barang-barang yang diperdagangkan di Surabaya.
Dari
blusukan di kawasan Kampung Arab
Ampel, saya bergeser sedikit di kawasan Pasar Pabean Surabaya. Pasar ini tidak
pernah tidur, segala komoditas tersedia di sini. Lebih lengkap dari pasar-pasar
besar lain di Surabaya. Pasar Pabean pun ditetapkan sebagai kawasan cagar
budaya di Surabaya. Pasar yang berdiri sejak 1849 ini merupakan bukti bahwa
Surabaya merupakan kota bisnis. Lokasi Pasar Pabean yang terletak di antara
Kampung Arab, Pecinan, dan permukiman orang-orang Eropa serta diisi oleh
perantau dari Madura menjadikan pasar ini sebagai tempat pertemuan multi-etnis.
Pada
masa pra-kemerdekaan distribusi barang di Kota Surabaya tidak dilakukan melalui
jalur darat namun melalui jalur Sungai Kalimas. Kapal-kapal besar yang membawa
barang dagangan dari luar Surabaya dan luar Indonesia masuk melalui Pelabuhan
Tanjung Perak. Kemudian didistibusikan oleh kapal atau perahu yang lebih kecil melalui
Sungai Kalimas. Oleh karena itu dapat dilihat sekarang bahwa Kota Tua Surabaya
terletak di sepanjang Sungai Kalimas.
Beberapa
kali saya blusukan ke Kawasan Pasar
Pabean. Salah satunya saya pernah mengajak teman-teman dari komunitas
Mataponsel Jawa Timur yang berdomisili di Surabaya untuk blusukan ke area pasar ikan di Pasar Pabean. Mulai dari Jalan KH.
Mas Mansyur - Jalan Panggung – belok kiri ke Jalan Gambir – menyusuri Kalimas
Utara – belok kanan di Kalimas Udik dan kembali lagi ke Jalan Panggung. Jadi
apa yang bisa kita lihat di sini? Saat kita baru memasuki Jalan Panggung,
sederet toko kitab akan kita jumpai. Setelah itu berderet toko parfum menyambut
langkah kaki kita dengan wewangiannya. Tepat setelahnya geliat kegiatan di
pasar ikan terlihat kontras sekali dengan deretan toko parfum yang baru saja
kita lewati. Selayaknya pasar ikan, bau ikan yang khas dan jalanan becek
menghiasi sepanjang rute.Namun
hal tersebut yang menjadindaya tarik para turis untuk memotret dan menikmati
susana di Kawasan Pasar Pabean. Saya tidak masuk ke area dalam pasar yang
bagian rempah-rempah atau komoditas lain karena sudah terlalu sore.
Sejalan
dengan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pelestarian
Bangunan Dan/Atau Lingkungan Cagar Budaya, di Kawasan Pasar Pabean juga
terdapat papan larangan untuk mengubah dan atau menambah bangunan. Hal ini
dimaksudkan agar kawasan tetap lestari dan terjaga sebagai Kawasan Cagar
Budaya.
Bukti
seriusnya Pasar Pabean yang
menjadi potret penting bisnis Kota Surabaya pada masa Pra-kemerdekaan bisa
dilihat dari adanya bangunan Menara Syahbadar Kalimas yang terletak di
Jalan Kalimas Utara. Menara ini menjadi tempat pegawai
negeri yang mengepalai urusan pelabuhan bertugas. Sederhananya Menara
Syahbandar difungsikan untuk mengontrol semua kegiatan yang berhubungan dengan
pelabuhan, distribusi barang, dan perdagangan. Bagi yang bermata jeli, di
bangunan ini juga terdapat logo Surabaya yang pertama kali. berfungsi untuk mengawasi perdagangan di sana.
Kawasan Pasar Pabean Bisa Menjadi Daya
Tarik Wisata Yang Sangat Menarik
Kawasan
Pasar Pabean ini menurut saya sangat potensial dijadikan tempat wisata tapi
dengan sedikit sentuhan konsep. Sewaktu saya beralan keluar area pasar ikan dan
menuju Kalimas Utara yang terdapat Menara Syahbandar teringat area Kalimas di
kawasan Genteng (tengah kota) yang sekarang sangat cantik.
Kawasan
sekitar Pasar Pabean sekarang banyak bangunan tua yang difungsikan sebagai pergudangan
jadinya sore hari ada beberapa truk yang diparkir. Selain itu banyak juga yang
dibiarkan kosong begitu saja atau ditempeli bangunan semi permanen lain sebagai
permukiman.
Jika
boleh berandai-andai Kawasan Pasar Pabean yang punya potensi pasar, bangunan
bersejarah yang sangat estetik dan juga Sungai Kalimas bisa disulap menjadi
satu kawasan wisata yang cantik. Sungai Kalimas di Surabaya Utara ini
dibersihkan sepeti di tengah kota. Jalanan sepanjang Kalimas Utara dibersihkan
dan diperindah dengan aksen seperti sepanjang Jalan Tunjungan.
Bangunan-bangunan tua tak perlu difungsikan kembali cukup dibersihkan saja
sehingga tampak estetik.
Sebagai
pendukung Pasar Pabean juga bisa diaturkan tempat seperti di Sentra Ikan Bulak,
yaitu warung yang bisa memasak olahan laut. Jadi keberadaan pasar ikan masih
tetap menjadi daya tarik para wisatawan. Mereka bisa berbelanja di Pasar Pabean
kemudian menikmati ikan yang sudah diolah sambil menikmati pemandangan Sungai
Kalimas pada malam hari.
Tidak
hanya sebagai wisata yang bisa hidup di malam hari, jika Kawasan Pasar Pabean dari
Jalan KH. Mas Mansyur - Jalan Panggung – belok kiri ke Jalan Gambir – menyusuri
Kalimas Utara – belok kanan di Kalimas Udik dan kembali lagi ke Jalan Panggung
bisa ditata dengan rapi maka bisa jadi daya tarik tersendiri berperahu
menyusuri Sungai Kalimas di Surabaya utara dengan suasana Kota Tua Surabaya.
Pasti
banyak dari kita berpikir sulit sekali mewujudkan konsep seperti itu tapi
Kawasan Cagar Budaya yang punya banyak potensi ini bisa sedikit demi sedikit
ditata. Pasar Pabean yang sedari awal dibangun sudah menjadi pusat bisnis
Surabaya hingga kini tetap hidup sebagai pasar seperti pada masa
pra-kemerdekaan. Sejarah di Surabaya tidak melulu tentang cerita merebut dan
mempertahankan kemerdekaan tapi juga tentang sejarah Surabaya sebagai kota
bisnis sejak awal didirikan.
3 Comments
Orang2 dari kota saya, Tuban banyak yang ke Surabaya buat urusan bisnis. Pedagang di pasar2 kulakan di berbagai pusat perbelanjaan Surabaya. Btw, saya belum pernah ke pasar Pabean. Banyak bangunan kunonya ya.
ReplyDeletepasar yang super busy, pasti perputaran ekonominya kece. Hidup Pabean!
ReplyDeleteSering denger tentang Pasar Pabean, tapi beberapa tahun di Surabaya malah belum pernah bersinggungan sama Pasar Ini. (y) (y) ..
ReplyDelete