Masih ingat keinginan saya yang sempat saya tulis di salah satu artikel di blog ini? Yaitu saya ingin ke gunung yang benar-benar mendaki dan ke laut yang benar-benar menyelam, serta ke daerah yang benar-benar membaur dengan penduduknya. Mungkin sebagian orang merasa itu adalah yang biasa saja, iya bagi yang sudah pernah melakukannya dan yang tak sependapat dengan saya. Bagimanapun saya masih terhitung hijau dalam dunia travelling.
Do'a tak pernah luput terucap dalam hati maupun secara lisan, hingga pada kesempatan di tulisan sebelumnya mengenai Gili Labak saya pertama kalinya mengenal alam bawah laut meskipun hanya sebatas snorkeling. Saya duduk-duduk bersama dengan masyarakat setempat yang sedang membuat bubu sambil berbincang. Hanya memuncak yang belum saya cicipi dari do'a saya itu, iya memuncak saja saya belum pernah. Tracking saja sih saya sudah pernah, meskipun trackingnya butuh waktu 6-7 jam tetap saja saya belum pernah merasakan sensasi di puncak.
Pertanyaan untuk kuis HKJS dari Scuba Diving Surabaya |
Kuisnya |
Jam 3 sore tepat saya sudah di kolam Surabaya Plaza Hotel dan menunggu teman-teman dari Scuba Diving Surabaya. Yap, sekitar setengah 4 sore saya mendapat penjelasan singkat dari Mas Cahyo mengenai scuba trial saya. Karena ini yang pertama buat saya jadi saya memperhatikan betul-betul apa yang dijelaskan, tentunya saya exited sekali. Penjelasan singkatnya mengenai scuba dive gear dan beberapa istilah serta kode dalam air. Selain Mas Cahyo, ada Mas Benny dan Mas Bowo yang berbagi mengenai scuba.
Yang pertama Mas Cahyo mengenalkan gear yang akan digunakan, seperti:
Mask dan Snorkel
Mask dan Snorkel kesayangan saya |
Sedangkan snorkel adalah pipa yang berbentuk J. Selang ini berfungsi untuk mengambil udara saat kita melakukan selam dasar. Selam dasar yaitu ketika posisi wajah terbenam dalam air untuk melihat dan snorkel membantu keluar masuknya udara saat bernapas. Kalau yang punya saya ini tidak punya spalsh protector yang mampu mencegah masuknya air ke dalam selang saat posisi snorkel terendam seluruhnya di dalam air. Jadi perlu usaha untuk meniup airnya sehingga bisa keluar dari snorkel. Hehe...
Fins
Fins disebut juga sepatu katak dan saya tidak punya, hehe... Fungsi dari fins sebenarnya adalah untuk membantu mobilitas kita di dalam air. Bentuk dari fins ada dua, yaitu full foot dan open heel. Kalau pakai yang open heel disarankan pakai booties juga untuk memantapkan posisi kaki di fins. Nah karena pengalaman memakai fins baru sekali dan itu saat scuba trial ini, jadi rasanya ciamik sekali karena dengan gerakan yang minim kita dapat dorongan yang kuat dari fins. Sepertinya saya akan mempertimbangkan untuk punya fins sendiri. Hehe...
Bouyancy Compensator Device (BCD)
BCD Sumber: http://www.leisurepro.com/ |
Jadi BCD ini membantu penyelam untuk mengatur daya apung sesuai dengan kebutuhan.Sederhananya dengan mengatur keluar masuknya udara yang berada dalam BCD untuk menngatur daya apung kita melalui inflator. Kira-kira bagian dari BCD seperti gambar yang di atas. Di bagian bawah yg pocket itu fungsinya untuk menaruh timbel pemberat saat kita sulit untuk tenggelam. Tidak ada rumus yang pasti untuk menentukan kebutuhan pemberat.
Tank/Tabung Scuba
Sepertiya tidak usah dijelaskan sudah pada tahu bentuk tangki udara scuba.
Regulator
Regulator merupakan alat yang berfungsi menyalurkan udara dari tabung ke penyelam dengan merubah tekanan tinggi dari tabung scuba menjadi tekanan rendah yang sesuai dengan kebutuhan penyelam. Regulator sendiri terdiri dari beberapa bagian dan fungsi. Yang pertama adalah first stage yang berfungsi mengurangi tekanan tinggi pada tabung hingga tekanan bisa tetap konstan saat menyelam, lalu second stage berfungsi mengubah tekanan menengah tadi sampai menjadi tekanan rendah pada selang regulator yang sesuai kebutuhan penyelam dan mempermudah pernapasan saat di dalam air, kemudian ada purge button yang berfungsi untuk mengeluarkan dan membersihkan air yang masuk melalui mouthpiece dengan cara memencet katup.
Oh ya, Mas Cahyo juga menjelaskan bahwa ada alternate air source atau lebih dikenal dengan octopus, biasanya memiliki selang/hose berwarna kuning. Fungsinya digunakan ketika ada masalah dengan dengan hose utama kita atau digunakan untuk rekan kita saat dia kehabisan udara saat di bawah.
Yap, itu sekilas pengenalan scuba gear yang masih saya ingat. Selain itu Mas Cahyo juga menjelaskan bahwa tekanan di bawah air nanti berbeda, kira-kira seperti ketika naik pesawat.
"Nanti kalau telinga terasa sakit itu berarti normal, karena tekanannya berbeda dan gendang telinga melakukan penyesuaian. Lalu yang harus kita lakukan adalah equalisasi, yaitu memencet hidung dan kita hembuskan udara sampai terasa mengaliri telinga."
Begitu Mas Cahyo menjelaskan sambil mencontohkan dan kemudian saya tirukan. Oke saya bisa, tapi berbeda ternyata dengan saat menggunakan masker. Halo mas, hidung saya tidak bisa dicubit waktu menggunakan masker. Nasib orang berhidung kecil macam saya lah. Eh tapi ternyata masih ada teknik equalisasi yang lain yang belum saya tau. Kalau tips dari Mas Benny sih lakukan equalisasi saat sebelum telinga terasa sakit, bisa dengan berkala setiap turun satu meter. Equalisasi ini sangat penting lho, jika gagal equalisasi bisa menyebabkan cidera telinga.
Lalu yang selanjutnya adalah mencoba bernapas dengan udara di tabung. Betewe tabung udara isinya bukan oksigen murni tapi ya udara dan saat kita napas melalui itu rasanya dingin. Setelah pakai fins dan BCD saya siap-siap nyemplung kolam yang dalamnya 3,5 meter. Ah saya kita mudah ternyata tenggelam itu sulit ya, akhirnya Mas Cahyo menambahkan timbel pemberat agar saya bisa menyentuh dasar kolam. Secara keseluruhan saya menilai kemampuan saya waktu itu payah sekali dan pada level malu-maluin. Tapi sumpah ini asik dan bikin ketagihan. Oke mas, saya memutuskan untuk menjadi diver berlisensi tahun depan :D
Tapi setelah belajar diving ini dan sekali lagi snorkeling di laut tiba-tiba saya kemampuan berenang saya seperti diupgrade. Masa sehari setelah dari laut dan saya nyemplung kolam bisa ngajarin anak-anak berenang plus nambah gaya berenang gitu. Subhanallah, ajaib ya? hehe.
Yang terakhir dan paling membekas di ingatan adalah kata-kata Mas Cahyo.
"Buruan bikin lisensi mumpung laut Indonesia masih bagus. Entah berapa tahun lagi kita masih bisa menikmati keindahannya. Kalau udah gak bagus mau diving kemana kita? ke bulan?"
Bagi saya keindahan laut bukan sekadar untuk dinikmati. Lebih dari itu, keindahan laut bisa jadi cerminan pribadi diri kita. Apalagi kalau bukan soal sampah den berbagai macam jenis limbah. Mau dibuang ke darat atau ke sungai, kalau sudah terkena air mengalir ya ujung-ujungnya ke laut. Sampah itu tidak cuma mengotori tapi juga mengancam habitat seluruh biota laut. Jika menurutmu laut itu tempat sampah yang luas, maka buanglah sampahmu di sana sesukamu tapi berarti kamu makan dari tempat sampah. Jika menurutmu laut itu tempat berkasih sayang, maka jangan buang sampahmu di sana. Kasih sayang pada makhlukNya yang punya hak menikmati alam yang bersih, kasih sayang terhadap manusia lain yang punya hak mencari kehidupan melalui laut. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
Loalah... kok ya ujung-ujungnya jadi kampanye. Hehe... sekian kesan saya terhadap trial scuba dan semoga segera bisa bikin lisensi. Aamiin...
In Frame: Saya Original Pict: Cahyo Nugroho Edit: Saya (cuma naik-turunin exposure hehe) Lokasi: Kolam Renang Hotel Plaza Surabaya |
Judul: Aku Rapopo (kan emang kode OK begini :p) Kalau kata Yuyung, ini ngolam yang nasionalis, tetap pakai batik. |
2 Comments
hai mba.. saya sudah komen
ReplyDeleteOf course Ive googled and researched best BCD for underwater photography and the ... Try to pick something that seems to suit your needs. best bcd 2018
ReplyDelete